Jumat, 14 Oktober 2011

Our Story paRt1





MERINDUKANMU DIHENINGNYA MALAM

Ada kala,,,
Satu kata terasa begitu sulit tuk diucap tatkala rindu kian menggerogoti ruang jiwa
Ada kala,,,
tak mampu berkata tatkala hasrat untuk bersamamu terasa kian hangat dlm angan2
Sayang, diamku bukan berarti ketakpedulianku

Tak perlu kata2 tuk ungkap semua rasaku padamu
Cukup hanya memandangmu
Bersandar dibahumu,
Memelukmu,
Menggenggam erat jemarimu,
Membelaimu,,,
Semuanya masih hangat dlm angan

Sayang, Padamu aku rindu
Bersamamu aku ingin
Kujaga kau dengan doa




Mulyani Wulandari




****

 Semua berawal disini............


Aku mulai mengenalnya sebagai teman friendster (fs) ku pada Mei 2009. Panggih Raharjo, nama yang Jawa-is banget. Ntah dia muncul darimana tapi yang pasti dia yang nge-add duluan. Awalnya hanya seperti sekilas angin lalu, karena begitu banyak yang mau jadi friendlist ku (kegeeRan.com J ). Aku mulai memperhatikan ketika dia membuat note yang isinya kurang lebih _semenjak ada facebook,friendster dilupakan_ akupun mengirim pesan.

Dari: piNk^staR
Pesan: Knp kmu. Dendam bgt ma fb kyanya haha

Dari: Panggih
Pesan: ya nggak sehh.tapi semenjak ad FB tuh, tmn2ku di FS pada Ngilang semua.. add Fb ku jg yah di panggih_tbk@yahoo.com. He2..!!


Dari situ kami mulai saling mengomentari dinding FS, chat di FB dan tukaran alamat YM. Profesinya sebagai mahasiswa Teknik di salah satu universitas di Jogjakarta dan bekerja part-time sebagai OP di salah satu warnet sangat memungkinkan kami semakin sering berhubungan - via chat tentunya- . Tak ku sangka situs jejaring sosial seperti FB dan FS dapat memberikan pengaruh yang positif terhadapku. Bisa bernostalgia kembali dengan teman-teman SMP, SMA, bisa lebih dekat dengan senior dan bahkan bisa mendapat banyak teman baru tak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Apalagi hobiku waktu itu adalah CHATTING, sehingga siapapun yang akan mengajak chat pasti disambut dengan senang hati, tak terkecuali dia. Karena hobiku itu aku dijuluki MISS OnLine oleh teman-temanku yang hanya tinggal geleng-geleng melihat tingkahku. Gila-gilaan update STATUS FS dan FB. Lagi makan di kantin –CHAT- , lagi bosen dengan perkuliahan –CHAT- ,ampe lagi ngobrol ma teman aja sempet-sempetin –CHAT- belom lagi dirumah kadang ampe sering begadang untuk –CHAT- . Ga heran HP sering HANG karena nonstop OL. Entah apa yang terjadi padaku, tapi aku senang menjalani hari seperti itu.

Hari-hari pun berlalu seperti itu. Kami tukaran no HP, namun sering berhubungan via CHAT, tidak pernah telpon hanya sms. Aku pun agak menjaga jarak karena ketika itu ku tau dia punya pacar dan aku hanya menganggapnya sebagai teman. Teman curhat, berbagi segala masalah dalam hidupku. Tanpa malu, blak-blakan karena ku pikir kami takkan pernah bertemu dan bertatap muka. Dan dari yang aku rasakan dia orang yang asyik. Karena statusku yang JOMBLO, diapun mencoba mengenalkanku pada seseorang yang ternyata adalah saudara kembarnya. Dia kembar dan aku baru tau tentang itu. Ketika itu aku tertarik pada sesosok pribadi yang kurasa seorang yang alim, sering berdakwah walau hanya lewat catatan di fb. Namun itu hanya ketertarikan biasa.

Kami putus kontak ketika aku disibukkan oleh kegiatan kuliah. KKN ke daerah Jagoi Babang, perbatasan Bengkayang-Malaysia. Sinyal sulit, Hp hang cuman bisa buat sms dan nelpon. KKN yang sangat indah walau penuh konflik. Kegiatan itu mengajarkanku tentang arti ketulusan, menghargai dan menghormati orang lain. Mengenal bermacam-macam pribadi yang baru dengan sifat yang berbeda. Pemalas, cuek, sensitif, tegas, periang, dan lain-lain. Namun, dari semua itulah aku tau bahwa hidup tak selamanya seperti yang kita ingin. Tapi aku yakin itulah yang terbaik yang ALLAH berikan. Penuh suka dan duka, takkan pernah terlupakan. Mereka adalah keluargaku, walau hanya untuk sebulan yang lalu tapi kan jadi keluargaku selamanya.

Hari-hari KKN yang terakhir aku mulai menghubunginya lagi, sekedar ingin menanyakan kabar. Gayung pun bersambut ternyata dia juga menantikan kabar dariku. No sms-no kabar ternyata no ku kehapus ya dari hp nya. Pulang ke kampung halaman –Singkawang- , namun sayang tidak ada jalan untuk bertemu. Setelah itu kami pun sering berhubungan lewat sms. Teringat waktu itu untuk pertama kalinya dia menelpon, kami berdua masih merasa canggung untuk bicara, beda halnya ketika kami sedang chat.

Beberapa bulan setelah itu, ku amati ada yang aneh antara dia dan pacarnya. Mereka sedang bermasalah. Ketika chat kuberanikan untuk bertanya, walau sebenarnya takut mengganggu karena itu terlalu privasi. Dan ternyata dia sangat welcome karena mungkin sangat butuh teman untuk berbagi. Mereka putus –pacarnya selingkuh sama kenalannya di fb- . Sejak saat itu naluriku sebagai teman yang baik muncul. Kasihan, ingin jadi orang yang bisa nyemangatin dia agar bisa bangkit dari rasa sakit yang melanda. Dan yang lebih menyakitkan ketika kutau bahwa ternyata pacarnya memutarbalikkan fakta, dan itu membuatku benar-benar tak dapat memahami kenapa ada orang yang sudah jelas-jelas salah tidak mau meminta maaf malah menjatuhkan orang yang disakitinya. Membuatku teringat akan seorang teman, dan itu membuatku sangat mengerti apa yang dia rasakan ketika itu.

Dari rasa kasihan, entah mengapa muncul perasaan yang aneh ketika setiap hari wanita yang dia ceritakan adalah eksnya, dan hanya wanita itu. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri kenapa dia begitu bodohnya membiarkan eks nya seolah memberitahu dunia bahwa dialah –bukan eksnya- yang bersalah sehingga hubungan mereka berakhir. Namun kemudian aku mengerti, itu bukti kalau dia masih mencintai wanita itu meski telah di sakiti begitu dalam. Cinta yang besar, cinta yang tulus meski dia belum bisa dengan mudah untuk memaafkan eks nya. Aku kemudian menjadi takut untuk masuk terlalu jauh. Lalu ku katakan padanya untuk jangan menghubungiku lagi. Tentunya dia merasa aneh akan apa yang terjadi padaku. Dan ku katakan padanya bahwa aku mulai menyukainya dan aku tidak mau rasa ini semakin bertambah dan pelan-pelan kan berubah menjadi sayang.

Kukira dia kan menjauhiku, tapi ternyata tidak. Dia tidak ingin aku pergi, karena dia bergantung padaku. “Aku bisa bertahan sejauh ini karena kamulah yang menyemangatiku”, begitulah katanya padaku. Dan aku pun galau meski aku masih tetap saja memenuhi permohonannya. Menyemangatinya setiap hari, menemani chat ketika shift malam –seperti biasa- , mengingatkan makan, sholat dan lainnya.

Bulan demi bulan pun berlalu. Dan pertanyaan itupun muncul. “Gimana statusmu dengan Mr. P?” tanya teman dekatku. Mr.P panggilan temanku untuk Panggih. Dengan jujur kukatakan hubungan yang kami jalani ga jelas alias HTS-an. Temanku pun mengatakan pemikirannya bahwa seorang lelaki yang berhubungan dengan kita tanpa status adalah seorang lelaki yang tidak serius. Dari apa yang di paparkan oleh temanku itu, aku mulai terpengaruh karena memang apa yang dikatakan olehnya menurutku adalah benar adanya.

11 November 09, kuberanikan untuk bertanya tentang status kami. “Kalau kamu ingin kita berpacaran, maaf aku belum bisa. Hanya hubungan seperti inilah yang bisa aku berikan” begitulah jawabnya. Dia baru putus dari pacarnya. Dia tidak ingin nanti temanku menganggap bahwa dia seorang playboy dan temannya berpikiran bahwa akulah orang ketiga dibalik berakhirnya hubungan mereka. Jawaban itu tetap saja membuatku kecewa dan berpikiran kalau aku ini hanya sebagai pelampiasan rasa sakitnya.
Hujan...
Terima kasih menemaniku saat ini
Kupikir...
Takkan kuteteskan air mata
Semenjak aku mengenalmu
Kecuali air mata kebahagiaan
Tapi nyatanya tidak
You hurt me
Entah... aku bingung
Aku mencintaimu...
Hingga rasanya sesak
Menanti kabar darimu
Detik demi detik ku hitung
Hingga menit datang dan hari2 pun berlalu
Hingga kusadari 1 hal
Aku terlalu banyak berharap
Sebesar apa cintamu padaku
Sejauh apa kau menginginkanku
Ku tak butuh janji
Kubutuh hati untuk berbagi
Ku tak butuh kata
Ku butuh cinta untuk kumiliki

Namun entah mengapa aku masih saja bertahan walau sebenarnya aku ragu. Tetap menyemangatinya untuk menyelesaikan skripsi. Untuk menunjukkan keseriusannya, dia memberiku hadiah. Paket pertama yang kuterima darinya. Bintang merah, pink dan hijau, 3 warna favoritku dan bintang adalah bentuk favoritku, serta sebuah puisi.
Ku kirim engkau Bintang
Bintang Hijau, Merah dan Pink
Bintang2 yang kau pilih
Diantara berjuta bintang di langit
Bintang yang bisa kau peluk
Kala kau merindukanku
Bintang yang bisa kau cium
Saat kau menginginkanku
Jagalah bintang ini
Bintang hijau tuk damai di hati kita
Bintang merah tuk cinta kita
Dan bintang pink untuk kesetiaan kita
Dan saat kita bertemu kelak
Tunjukkan bintang2 itu padaku
Karena aku akan memelukmu erat
Seerat aku menggenggam hatimu
I Love U

I love u. Cinta seperti apa yang kami jalani. Belum pernah sekalipun bertatap muka secara langsung. Aku mulai berpikir bagaimana nanti jika kami bertemu dan fisikku tidak seperti yang dia lihat di cam, di pic profil, meski aku sendiri sudah yakin bisa menerima ia apa adanya. Huft. Rasa takut itu tetap ada. Papi (panggilan sayangku padanya) aku kangen.

Dan akhirnya tepat pada tanggal ultah ku dia LULUS dengan predikat sangat memuaskan. Kado terindah yang pernah kuterima. Aku tersanjung ketika malam sebelumnya tepat jam 00.00 dia nyempetin untuk sekedar say happy birthday padahal harus bangun pagi-pagi untuk sidang compRe. Aku mulai luluh dan merasakan keseriusannya. Paket kedua pun kuperoleh darinya. Boneka pesawat dan foto kami berdua. Hari demi hari trus berlalu seperti itu. Aku tetap menyemangatinya walau masih tetap saja merasa ada kejanggalan tentang hubungan kami.

1 Maret 2010, tanpa disangka2 dia nyatakan cinta. Entah aku bermimpi apa semalam. Dia memintaku untuk menjadi pacarnya, dan tentu saja aku menerimanya. Aku tau dia grogi ketika itu dan aku takkan pernah lupa. “Mami sayang, papi mencintaimu. Maukah kau menerima cintaku? Maukah kau menjadi cowok papi?”, tanyanya. Aku tertawa. Saking groginya dia memintaku untuk menjadi COWOKNYA bukan CEWEKNYA J. Ketika dia mengakuinya, akupun mengiyakannya. Jadilah sekarang status kami adalah BERPACARAN. Kutanyakan padanya alasan kenapa tiba-tiba berubah dan dia mengatakan bahwa dia ingin memilikiku dan tidak ingin ada orang lain yang mendahului. Dan baru ku ingat bahwa ia mulai merasa terganggu ketika ada teman chatku yang sok akrab mengatakan bahwa dia merindukanku. Ternyata ada hikmahnya juga dulu jadi Ms OnliNe, ketika chat sekarang tetap banyak yang menyapa dan mengajak kenalan. Ketika aku pasrah, aku mendapat apa yang ku impi-impikan. Thanks Allah.

Bulan demi bulan pun berlalu. Semenjak hari Penembakan itu entah mengapa aku mulai merasa terganggu akan sikapnya yang posesif. Aku yang notabene nya adalah jomblo hingga saat sebelum aku mengenalnya menjadi benar-benar terkekang. Semua serba dia yang mengatur. Dari jadwal tidur, makan, berat badan ideal, hingga baju apa yang baik dikenakan. Namun aku masih diam dan hanya menurut walau tidak sesuai dengan hati nurani karena aku menyayanginya.

25 Agustus 2010, akhirnya kami ketemu juga. Hari yang dinanti-nanti tiba juga. Andai dia tau apa yang kurasakan saat itu. Jantungku berdetak 100x lebih cepat dari biasanya (lebay mode on J). Ketika itu aku tidak langsung menghampirinya, karena aku ingin tau apa dia bisa mengenaliku dengan cepat. Dan ternyata iya. Untuk pertama kalinya aku melihat senyum manisnya. Kami pun berjabat tangan, sambil menunggu bagasi kami duduk berdampingan. Saling senyum simpul. Seperti orang asing, malu-malu. Tit-tit-tit, sebuah sms masuk lalu kubaca.

From <3 Gie m3
Ada yang malu-malu J

Aku pun tersenyum malu –lagi dan lagi- sambil memberi cubitan sayang. Penilaianku tentang dia ketika itu adalah sama seperti apa yang aku lamunkan. Hanya saja dia terlihat begitu kurus, tidak terlalu tinggi dan hidung yang ga mancung-mancung amat. Bergantian sholat, trus berangkat menuju terminal batu layang. Saling bercanda walau masih terasa kikuk. Punggung yang kecil, namun aku ingin sekali memeluknya. 2 jam bersamanya is not enough, tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya bis itu pun melaju menuju Singkawang.

Pertemuan kedua kami ketika aku pulang kampung (Sambas). Kami bertemu di SPBU singkawang walau cuman sebentar. Kuingat ketika itu dia marah karena aku banyak berdiam diri. Bukan karena aku tidak ingin mengobrol tapi karena aku masih merasa canggung dan malu. Pertemuan ketiga ketika dia akan pulang ke Jogja untuk wisuda. Pertemuan yang sangat singkat. Cuman datang untuk memberi kue dan dia pun langsung check in. Aku sedih, seandainya saja jadwal keberangkatannya tidak dipercepat. Setelah wisuda dia merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, hingga akhirnya menyerah dan pulang ke kampung halaman. Sudah tidak terpisah pulau kami pun semakin sering bertemu. Pantai Pasir Panjang, dan Pantai Kijing adalah tempat favorit kami.

Hari demi hari terus berlalu hingga akhirnya ia dan keluarganya pindah ke Sanggau untuk buka usaha baru _Bakso Cinta Si kembar_. Aku merasa kami semakin jauh karena komunikasi yang kurang. Dia sibuk membantu orang tuanya berwirausaha. Jadwal telpon yang biasanya subuh menjadi jadwal untuk membantu membuat mie. Jadwal telpon malam menjadi jadwal beres2. Aku benar-benar kesepian sepanjang hari. Aku pun jadi sering ngambek untuk cari perhatian alias CaPer. Aku bersyukur ketika itu dia mengerti.

Meski posisi di Sanggau, namun dia masih tetap mengirim lamaran untuk posisi di Pontianak dan Singkawang. Setelah bolak-balik Sanggau-Singkawang-Pontianak untuk interview, akhirnya dia pun diterima di salah satu perusahaan kelapa sawit sebagai admin humas dan dan Pembebasan lahan di Singkawang. Tetap berkarya untuk kampung halaman. Aku ingat hari pertama nya kerja tepat pada tanggal ultah kakakku, 8 Mei 2011. Aku senang karena dia bisa beradaptasi untuk lingkungan kerja yang baru.

Bulan demi bulan trus berlalu. Agustus, bulan Ramadhan pun tiba. Di bulan itu kami bertemu hanya sekali. Senang bisa buBar ma dia di rumah. Lebaran pun lewat. Tapi entah mengapa kami jadi semakin sering berantem. Aku semakin tidak terima dengan sikapnya yang semakin posesif. Lalu sifat membangkangku pun muncul. Dengan jujur kukatakan padanya tentang apa yang tengah aku rasakan. Dan dia pun mengerti. Pelan-pelan kami coba untuk sama-sama berubah ke arah yang lebih baik. Ku harap kan tiba saatnya nanti kami kan tetap bersama –selamanya-.

***

1 komentar: