Rabu, 05 Oktober 2011

Sebuah Renungan

TEMPAYAN RETAK

Seorang tukang air India memiliki 2 tempayan besar, masing2 bergantung pada kedua ujung suatu pikulan. Satu dari tempayan itu retak dan satunya tidak.

Jika tempayan yg utuh itu slalu dapat membawa air penuh hingga ke rumah majikan, tempayan yg retak hanya dapat membawa setengah air penuh.

Tentu saja si tempayan utuh merasa sangat bangga akan prestasinya dapat melakukan tugas dg sempurna. Namun, si tempayan retak sangat malu akan ketidaksempurnaannya sebab hanya dapat memberi setengah porsi dari yang seharusnya dapat diberikannya.

Setelah 2 tahun
tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak berkata pada si tukang air.

Tempayan retak : Saya merasa sgt malu pada diri sendiri dan ingin mohon maaf padamu. Selama 2 tahun ini saya hanya mampu membawa setengah porsi air dari yang seharusnya saya dapat bawa, dikarenakan adanya retakan pada sisi saya sehingga membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku ini, telah membuatmu rugi.”

Tukang air : (merasa kasihan pada si retak) “Jika kita kembali kerumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga2 indah disepanjang jalan.”

Benar, ketika mereka naik bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga2 indah sepanjang sisi jalan dan itu membuatnya terhibur. Namun ketika sampai  ia kembali sedih karena separo air yang dibawanya telah bocor dan kembali meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Tukang air :Apakah kamu memperhatikan adanya bunga2 indah disepanjang jalan disisimu tetapi tidak ada bunga disepanjang jalan di sisi tempayan yang utuh. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih2 bunga disepanjang jalan disisimu dan setiap hari kita pulang kamu mengairi benih2 itu. Selama 2 tahun ini aku telah memetik bunga2 indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu, sebagaimana kamu ada, majikan kita tidak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.” 

Kita semua adalah tempayan retak,  punya cacat dan kekurangan sendiri.
Kenalilah kelemahan kita, karena dalam kelemahan itu tersimpan kekuatan yang luar biasa.  
Kenalilah kelemahan kita dan kita dapat menjadi sarana keindahan Tuhan.
( From Bertahan hidup, HK)
Semoga bermanfaat dan dapat di jadikan sebagai pelajaran dalam hidup J

2 komentar:

  1. salam kenal sob,Linknya sudah sy tambahkan di blog saya ya sob,thanks Banget ya and sorry klo lama

    BalasHapus